Friday, April 25, 2008

buku pelajaran dan buku gambar

bagi seorang buruh pabrik sekelas operator, dengan dua anak yang sekolah, kehidupan adalah perjuangan yang maha berat. pendidikan memang sesuatu yang mahal di negeri ini. keluhan orangtua siswa sama, mengapa buku pelajaran harus ganti tiap tahun? mengapa buku pelajaran anak pertamaku tak bisa dipakai anak keduaku? dan selanjutnya...

buku pelajaran memang kebutuhan yang tak boleh dikesampingkan oleh orangtua siswa. biar utang kanan kiri, anak harus pintar. dan ini cerita tentang buku pelajaran. suatu siang tak sengaja seorang siswa sd duduk di sebuah halte. mungkin ia akan menghadapi ulangan sehingga asyik membaca-baca buku pelajarannya.

"mengapa dicoret-coret bukunya, dik?" tanyaku.

"bukan dicoret-coret, bang. ini jawaban pertanyaan latihan," jawabnya.

seingatku dulu, waktu aku masih sd, waktu potongan rambutku masih pakai kuncung (teman-teman sering menyebutnya cukur model terasi) jawaban untuk pertanyaan latihan di buku pelajaran ditulis di buku tugas. per mata pelajaran ada buku tugasnya. semoga si kecil yang ada di halte tak bohong, katanya guru yang memberikan perintah agar jawaban latihan ditulis di buku tersebut.

artinya sangat sederhana, pantas buku pelajaran itu tak laku lagi untuk adiknya karena gurunya pasti marah melihat buku pelajaran yang dibawa si adik bagian latihan soal sudah ada jawabannya semua. atau begini saja pak guru, jawabannya boleh di buku pelajaran tetapi pakai pensil saja. biar nanti bisa dihapus lagi dan buku itu tetap masih bisa dipakai untuk generasi selanjutnya.

artinya juga, biarkan penerbit saling berlomba mencetak buku unggulan. biarkan mereka sibuk menawarkan bukunya. tolak buku yang ditawarkan ke sekolah jika bentuk dan cetakannya sama dengan tahun sebelumnya. tetapi kalau jawaban di buku pelajaran harus ditulis pakai pena, mau tak mau ya tawaran dari penerbit untuk memasukkan buku pelajarannya harus diterima. apalagi ada janji, "kalau buku kami yang dipakai, jangan khawatir pak, bu guru, tahu sama tahulah......."

penasaran? lanjut....

rudi hadi suwarno berkebun di batam

rudi hadi suwarno, ah nama yang begitu familiar. koran mana yang tak pernah menuliskan namanya, televisi mana yang tak pernah menyorot wajah dan kehidupannya. perusahaannya kini meraksasa, sementara bisnis salonnya terus berkibar. tetapi siapa sangka sang rudi hadi suwarno juga kebingungan untuk mengongkosi sekolah anaknya?

ketika bersalaman, ia menyebutkan nama = rudi hadi suwarno. aku ragu-ragu, kembali ia mengatakan kata-kata yang sama. satu nama namun beda nasib, pikirku. rudi yang satu ini hanyalah seorang penjaga taman makam pahlawan di batam. 10 tahun lebih hidupnya diabdikan untuk merawat tempat ini dengan satu modal yang aku yakin apakah aku juga memilikinya atau tidak ... ihlas. sebulan, lelaki berkulit gelap ini mendapatkan rp500 ribu dari dinas sosial kota batam. hanya itu, tak lebih tetapi kadang berkurang. soalnya kalau ada pahlawan yang harus dikuburkan, ia harus mengeluarkan rp300 ribu untuk penggali kubur. sisanya rp200 ribu, untuk mencukupi kebutuhan selama sebulan. rp200 ribu di batam selama sebulan?

"saya ihlas kok mas menjalani pekerjaan ini" begitu jawabnya. rudi ihlas karena ia menganggap jasad pahlawan yang dikuburkannya adalah orang yang sudah berkorban untuk negaranya. ah, sebuah pemikiran yang sederhana, yang sudah tak berlaku lagi untuk kebanyakan orang indonesa (karena begitu susah menyebut indonesia).

dengan gaji itu, rudi harus meninggalkan istrinya di kampung halamannya, purbalingga, banyumas, jawa tengah. kalau ada sisa uang, tentu sang istri dapat kiriman. kalau tak ada ya bagaimana lagi. toh seorang rudi tetap tangguh. setiap hari bersama dua pegawai yang tentu saja digaji ia membersihkan lokasi taman yang luasnya cukup untuk dua kali lapangan bola standar.

ketika kebutuhan terus menuntut dan gaji tak ada buntut (baca lebih), akhirnya pak rudi memberanikan diri membuka kebun di sebidang tanah sempit di areal taman makam pahlawan. ditanaminya sayuran yang cepat panen.

begitulah pak rudi yang aku jumpai dua bulan lalu.

kemarin aku kembali bertemu. ah, pak rudi masih seperti dulu. tetapi aku tahu ia tengah bersedih. tempat tinggalnya, bangunan yang semula ditempatinya di sudut taman makam yang dirawatnya kini sudah berubah fungsi. ada spanduk besar "kantor urusan agama kecamatan..." saat masih ditempati pak rudi, aku ingat hanya ada sebuah meja televisi. perabotan lainnya tak ada. rupanya kesederhanaan hidup itu belum cukup bagi para penguasa, rumah itu pun menjadi kantor nikah.

aku tak mau bertanya sekarang tinggal dimana dia. aku tinggalkan pak rudi yang menatapku hingga menghilang di belokan jalan.

penasaran? lanjut....

Thursday, April 24, 2008

yang baru di simpang jam

aku baru tahu sekira tiga hari lalu. ada yang baru di simpang jam. sebuah kotak dengan angka-angka yang berputar mundur (countdown). dan barang itu saat aku berhenti pas lampu merah, menyedot perhatian sebagian besar pemilik kendaraan. pasti ada yang tengah berpikir sama dengan aku, semoga pengguna jalan bisa lebih hati-hati untuk sekadar nyelonong mencuri sekian detik melibas lampu kuning yang hampir habis diganti lampu merah.

dan doa aku yakin juga diungkapkan oleh seorang pengemis, lelaki tua berkopiah dengan cara duduk beringsut, dengan pemasangan peralatan baru tadi. kalau boleh aku tebak, mungkin doanya seperti ini "ya tuhan, terima kasih kau berikan petunjuk pejabat kota ini sehingga tak ada lagi yang berani nyelonong begitu melihat waktunya hanya tinggal dua detik. buatlah pengguna jalan mematuhi angka-angka tadi, sehingga hamba bisa lebih lama mengacungkan ember hamba untuk sekadar satu adau dua keping rupiah".

tetapi aku tak yakin pemilik kendaraan yang setiap hari melintasi simpang ini besok juga masih terpesona dengan peralatan baru tadi. karena begitulah orang batam, cepat melupakan sesuatu. yang paling penting diri sendiri, peduli sama orang laen. jika suatu hari nanti peralatan di simpang jalan itu dianggap biasa, tak beda dengan nasib pengemis. awal kehadiran rombongan pengemis di kota ini, tangan-tangan warga kota sibuk ini rajin merogoh kantong dan bersedekah. tetapi lama-lama pengemis dipandang tak ubahnya tanaman-tanaman kota yang dilupakan.

penasaran? lanjut....

Thursday, April 3, 2008

menambah wawasan di warnet

istri dua malam lalu cerita, kabarnya ada warung internet yang dikelola seorang warga pancur, tanjungpiayu digerebek warga. pemicunya, pengelola warnet membiarkan pengunjungnya mengakses situs apa saja, termasuk porno. sekadar tahu saja, yang masuk kebanyakan pelajar dan remaja. jelas wawasan mereka bertambah, hm...

begitulah warnet. kalau aku sendiri tak kerap menyaksikan bagaimana pelajar sibuk mencari alamat situs hot, mungkin aku kurang percaya dengan kabar dari istriku. memang begitulah, yang penting duit masuk. biar yang masuk pelajar kek, remaja kek, anak muda kek, buruh pt kek, pembantu rumah tangga kek, asalkan piti masuak ya silakan ngakses. apalagi warnetnya dibuat di ujung pulau, seperti pancur. paling juga pengelolanya mikir siapa emang yang mau merazia. untung warga yang memiliki anak masih punya perhatian.

iseng-iseng, pagi harinya usai sarapan pagi aku ke warung tetangga beli sebatang rokok. bude pemilik warung ini punya dua anak yang duduk di smp dan sd. dua-duanya kadang minta uang untuk belajar berinternet sama kawan-kawannya. dikasih, bude? tanyaku. "ya dikasih, kan malu anak di batam kok nggak bisa main internet," jawab bude.

hari berganti...

tadi sore aku jumpai dua anak bude yang suka browsing internet. awalnya mereka tak mau mengaku, tetapi kaetika trik khusus aku lancarkan terlontarlah alamat-alamat situs seperti kutegirls, youporn, shufuni dan lain-lain. bahkan si kakak bertanya, "om, yang gambar gerak itu bisa diambil buat dipasang di hape ini nggak?" busyet...

penasaran? lanjut....

pertanyaan yang tak bisa terjawab

tak semua pertanyaan mudah dijawab. kadang pertanyaan mudah membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan jawabannya, atau malah tak terjawab. begitulah yang aku alami pagi ini. menyukuri kehidupan ini, aku memang paling suka melintasi kawasan industri batamindo, mukakuning. melihat ratusan pencari kerja berharap tanpa kepastian, paling tidak muncul rasa syukur di hati ini. ya tuhan, terima kasih kau pilih aku sebagai salah satu umat-Mu yang masih bisa menerima slip gaji setiap bulan.

melepas penat di community center (cc), rasanya berada di tengah lautahn pencari kerja. di sebelahku dua perempuan muda duduk, tanpa banyak kata. tentu lebih gayeng jika aku pun mengaku sebagai pencari kerja. cerita pun mengalir. keduanya dari palembang, habis kontrak baru sebulan lalu. beruntung mereka kemarin dikontrak satu tahun. soalnya kontrak zaman modern ini maunya serba instan, tiga bulan habis. ketika aku lontarkan pertanyaan kalau nanti mendapat pekerjaan dengan kontrak tiga bulan habis, perempuan muda satu dan perempuan muda dua tak bisa menjawab. aku anggap saja tak mampu menjawab karena jawaban keduanya sama, entah.

lalu pertanyaahn berikutnya, kalau uang sisa gaji bulan terakhir sebelum kontrak diputus habis tetapi belum mendapatkan pekerjaan? perempuan pertama menjawab tak tahu, sedangkan kawannya diam. ada yang mengatakan diajm adalah jawaban. tetapi untuk kasus satu ini aku bahkan tak tahu arti diamnya. pertanyaan ketiga, kutanya berapa basic yang mereka terima saat masih bekerja. mereka sebut jumlah umk. aku berpikir, bagaimana mereka bisa mengetahui dengan pasti upah yang seharusnya diterima kalau basic disamakan dengan umk. ketika aku sebutkan umk itu komponennya basic plus tunjangan tetap, ah... tetap saja tak dimengerti. benar saja, hitung-hitungan lembur pun mereka kurang paham.

sungguh, mereka yang setiap hari berjalan kaki di mukakuning, batam center, sekupang hanya butuh upah. entah berapa yang diterima, itu yang dipakai untuk hidup. kecuali yang kritis, pasti bersuara. sayang, belum sempat bersuara, baru bisik-bisik merencanakan pembentukan serikat pekerja sudah keburu diintimidasi pihak perusahaan. pencari-pencari kerja baru terus berdatangan. pekerjaan tak sebanding dengan jumlah kedatangan calon buruh baru. saat siang kawasan-kawasan itu ramai dan padat oleh lalulalang angkutan yang mengangkut ribuan butuh pt, tetap saja ada yang sepi dan tak tahu kemana akan membawa diri. para pencari kerja itu...

penasaran? lanjut....

Wednesday, April 2, 2008

tarif listrik dan semangkuk mi

nasib buruh perusahaan di batam kembali dipertaruhkan. pln berencana menaikkan tarif listrik rata-rata 12,5 persen, pengusaha kelabakan. tentu bukan kesedihan karena tak bisa lagi menyantap semangkuk mi ngutang di warung tetangga sambil menikmati acara televisi. listrik naik, pengusaha keberatan, ujungnya untuk ngutang mi saja cuma jadi impian.

bagaimana mau membeli mi kalau jam lembur bakal ditiadakan? begitulah kira-kira kebijakan yang tengah digagas pengusaha kalau tarif listrik naik. kalau kita berpikir kasihan melihat buruh-buruh pt seakan tak punya waktu karena sibuk lembur, pasti berbeda dengan pernyataan buruh sendiri. lembur adalah kehidupan. semakin banyak lemburnya, semakin panjang daftar kebutuhan yang bisa dibeli. maaf, aku tak bisa lagi meneruskan kalimat untuk menggambarkan kesedihan buruh, semoga tanpa penggambaran yang detil anda cukup paham bagaimana nasib buruh.

penasaran? lanjut....

mengenang masa lalu

bukan headline sebuah koran lokal yang menjadi perhatianku pagi ini. aku pilih berita seorang warga yang tiba-tiba kena tonjok oknum aparat sewaktu mengantarkan anaknya berangkat sekolah. menganang masa lalu dengan cara yang salah?

si warga mungkin saja terlalu ke tengah saat membawa mobilnya. tiba-tiba dari belakangnya meluncur sepeda motor yang dikendarai seorang oknum aparat. wus, spion mobil warga terserempet. diumpat, si warga tahu diri. rupanya show must go on. tak berapa jauh, si warga diminta menghentikan mobilnya lalu buk buk buk. pukulan tangan diarahkan ke warga. yang ditulis wartawan, si warga sudah minta maaf.

begitulah batam bung! bagi oknum tentara, mengenang leluhurnya yang berjuang mati-matian di tengah hujan peluru musuh adalah kebanggan. jujur saja, seharusnya bukan hanya oknum tentara yang bangga dengan para pejuang di garda depan tempo doeloe. bahkan kalimat sakral tetap dikenal pelajar saat ini, bangsa yang besar adalah yang mencintai jasa pahlawannya. sungguh, aku pribadi mendukung warisan keberanian dari tentara jaman dulu ke tentara saat ini. tanpa keberanian, mana negeri ini bisa merdeka (sudahkah kita merdeka?). wong dai kondang pada zamkannya, zainuddin m z pernah mengatakan, ahli perang mana yang nggak pusing wong bambu runcing kok bisa menghalau penjajah yang alatnya begitu hebat.

itulah jiwa patriotik warga yang saat itu ditejmani para pejuang nan gagah berani. aku salut lihat tentara masa kini yang juga berani. berani mengobrak-abrik kelompok separatisme, berani mempertaruhkan nyawanya untuk kebenaran, berani ini dan itu untuk sebuah keharuman nama institusi dan pribadinya. tetapi kalau berani saja tanpa harus peduli siapa yang salah dan langsung gebuk, anda tahu jawabannya.

cerita belum usai...

penyesalan memang selalu datang belakangan. mungkin saat melaju di jalanan ada masalah yang tengah dipikirkan si oknum tentara sehingga gara-gara spion saja kepalan tangannya yang bicara. bersama teman-temannya, oknum tentara mengajak berunding warga bernasib naas tadi. intinya damai saja. kalau candil lantang teriak rocker juga manusia, mungkin si warga juga bisa teriak lebih keras, warga biasa juga manusia punya rasa punya hati. si warga menolak, larilah kasus ini ke meja aparat lain yang memiliki wewenang.

aku hanya berdoa, semoga aparat yang tugasnya memang mengurusi masalah-masalah seperti ini, juga masalah nyolong ayam, anak tetangga diajak lari, menyadari sepenuhnya leluhur mereka pasti menangis dalam rumah abadinya ketika menyaksikan generasi-generasinya berperilaku menyimpang. mengenang masa lalu seharusnya membuat kita malu jika harus mengotorinya dengan tindakan salah. lebih bijak mengenang masa lalu untuk bersama-sama memanusiakan manusia, meski dia hanya seorang warga biasa. semoga...

penasaran? lanjut....

ya beginilah template pemberian | Elque 2007