Saturday, April 14, 2007

belajar cepat jadi pembalap

tak perlu cari lahan berbukit terjal kalau hanya sekadar ingin terampil mengemudikan stang sepeda motor. cukup melaju saja di jalan raya Batam, niscaya naluri pembalap muncul dari jiwa dengan sendirinya.

dan aku mengalaminya sendiri. tinggal di Tanjungpiayu, tentu berbeda dengan mereka yang tinggal di Batam Center atau Jodoh dan Nagoya. di atas sepeda motor, mata harus awas membedakan mana aspal mulus dan aspal berlubang. hal ini harus dilakukan kalau tak ingin terperosok. kalau mati sih urusan Tuhan, kita tak mampu menahannya. tetapi kalau ban dalam bocor, ya Rp5.000 juga, kan?

bak pembalap handal, begitulah jika mendekati jalan yang lebar lubangnya hampir menutupi separoh lebar jalan. saling cepat menggeber gas di tangan. merasa cukup handal meliuk-liuk di jalanan? belum cukup bung dipakai di jalanan Batam. soalnya pengendara kendaraan yang melaju berlawanan dari arah kita ternyata juga tak mau ngalah. mereka menghalalkan pelanggaran melaju di jalur kiri. ketika di hadapannya ada lubang, ya mencari jalan mulus tersisa di lajur kanan. yang seharusnya memakai lajur tersebut? ya minggir saja dulu kalau tak ingin ditabrak.

maklum, di piayu jalan masih satu biji dipakai dua jalur berlawanan. teman seperjalanan pernah berseloroh, membuka usaha memperbaiki shockbreaker yang bengkok pasti laku di kawasan ini. atau juga di kawasan lain yang masih membanggakan sebiji jalan untuk dua arah berlawanan.

ya, kini aku merasa menjadi pembalap setiap pulang atau berangkat kerja ke batam center. ada kesempatan tarik gas kencang-kencang, tak mungkin masuk, injak saja rem kuat-kuat. atau kalau terlewat brak brak brak, begitulah suara bodi belakang sepeda motorku yang sebenarnya sudah minta ganti penyangga (shockbreaker) anyar.

No comments:

ya beginilah template pemberian | Elque 2007