Tuesday, January 1, 2008

renungan tahun baru

hari ini tanggal pertama bulan januari 2008. jalanan lengang. ratusan buruh pabrik yang begitu senang mendapatkan satu hari libur antre angkutan umum. sudah menjadi kebiasaan, setiap hari libur mereka mengadakan acara. paling tidak sebulan sekali, dan libur tahun baru seakan menjadi kewajiban bagi mereka untuk melancong. tahun baru, sudah berubahkan kehidupan buruh?

percayalah, diantara sekian buruh yang tampak tersenyum di pantai adalah kegalauan dan keperihan luar biasa. sekadar untuk melampiaskan kesedihan itu. ya siapa tahu bisa berkurang. perjuangan mendapatkan hak yang lebih baik belum juga terwujud. selamat tinggal umk 2007 rp860 ribu. dan selamat datang umk baru 2008 = rp 1.150.000, begitulah harapan para buruh. sayangnya jumlah tersebut mesti dipangkas orang-orang pintar hingga disetujui rp 960.000. ah, naik rp 100.000. sebelumnya usulan pengusaha rp 872.040 saja. begitulah buruh pabrik, sebelum menerima umk baru untuk pertama kali harga cabe sudah terlebih dahulu pedas, harga sbungkus garam dapur sudah asin terlebih dulu. bahkan harga mangga yang rasanya manis pun terasa pahit di lidah.

semalam, kulihat begitu marak acara tahun baru. di mal, di alun-alun pemkot batam, di pusat wisata dan tempat lain. artis ibukota menggeliat di atas panggung, mencium aroma batam yang gemerlap malam hari. menari, menyanyi di tingkah tepukan tangan warga yang asyik menatapnya. tatapan kekaguman, tatapan nafsu, tatapan penuh rasa iri mengutuk nasib diri mengapa harus manusia di atas panggung yang menjadi penyanyi. kontras. anak-anak band mengekspresikan diri dengan bergaya habis di atas panggung. mereka lupa, dua hari saat latihan menjelang manggung harus menyunat dikit duit sekolahnya.

pesta kembang api menandai pergantian tahun. pasti butuh puluhan juta untuk menyiapkan kembang api sesemarak itu. ciuuuuuut... dor! lalu percikan api berwarna warni dengan pongahnya membalas langit batam. pesta kembang api usai, hari ini tahun baru. namun si warga yang semalam mengajak anak istrinya begitu ceria di bawah keindahan kembang api kebingungan. ia lupa besok adalah hari pertama sekolah anaknya setelah libur sekitar 10 hari. harus ada uang transportasi, uang jajan. padahal beras di karung tinggal beberapa butir. ah, pesta yang indah dan kenyataan yang gundah. lihatlah si pengemis melongo menyaksikan kembang api. ia menggumam, "ah, seandainya yang berjatuhan dari langit itu kepingan 500-an perak, betapa bahagia hati hamba."

di beberapa gang warga asyik membakar ikan, daging ayam. baunya menusuk ketika terhirup lubang hidung. seperti mencium serbuk surgawi, melupakan sejenak apa yang tengah melanda. besok masih ada waktu untuk kembali mengais sampah, memilah barang yang bisa diuangkan. atau bisa juga merangkak ke jalan besar dan menadahkan tangan. tahun baru bagi pengemis, buruh pabrik, gelandangan, seniman jalanan masih sama dengan tahun baru-tahun baru yang sudah-sudah. tak ada yang berubah. atau nun jauh di pulau-pulau, warga pesisir tetap tenggelam dalam kesederhanaan di bawah lampu minyak tanah. selamat tahun baru, semoga ada yang bisa kita makan besok.....

No comments:

ya beginilah template pemberian | Elque 2007