Monday, May 5, 2008

yang malas dan yang memelas

pagi itu aku berada di antara sekian banyak orang, di atas perahu kayu. akhirnya berangkat juga perahu dari pelabuhan rakyat, punggur. gelombang air karena putaran baling-baling jelas terlihat, karena aku sengaja duduk di "pantat" perahu. pinggir pelabuhan lalu menghilang.

kurang dari setengah jam, aku turun ke pulau kubung. dari 51 kepala keluarga, empat diantaranya muslim. minoritas. jumlahnya sedikit. tetapi apakah karena yang sedikit lantas dilupakan? Atau digunakan kata terlupakan untuk memberikan pengertian tak sengaja. rumah-rumah tak ada yang rapi, yang penting bisa buat berteduh dari panas. ada sebuah rumah berbeda dari rumah lain, terbuat dari batu bata. ah, mungkin yang punya memang lebih kaya dari warga lain. kemudian aku temykan jawabannya, pemilik rumah ternyata bukan warga asli pulau ini. ia membuat sendiri bata, pasirnya dicari di pantai. ia hanya mengeluarkan uang untuk membeli semen, karena tak tahu bagaimana cara membuat semen.

aku mengembalikan pertanyaan kepada diri sendiri. di kamar belakang rumahku, sengaja aku kosongkan untuk sholat dan mengaji. sejak mendesain rumah tipe kecil hingga susah selonjor (rsss), aku memang tak pernah meninggalkan keinginan memiliki kamar untuk sholat. jika akhirnya terwujud, aku seharusnya rajin mengingat-Nya dalam doa. atau kulantunkan ayat-ayat penuh makna dalam kitab suci. ternyata tidak. pulang kerja lebih suka menyaksikan acara televisi, atau menyibukkan diri di depan komputer.

lihatlah anak-anak pulau kubung. mereka sangat ingin bisa sholat berjamaah di sebuah mushola. sayang, tak ada musahola di sini. satu-satunya jalan biar bisa mengaji bersama, mereka berlayar ke pulau seberang. itu hanya untuk mengaji. tetapi mereka melakukannya juga. ah tuhan, aku malu. semua ada di hadapanku, kitab suci, sajadah, tetapi kadang teronggok berhari-hari karena lupa kusentuh.

di daun pintu seorang warga pulau kubung, masih kulihat poster pasangan walikota dan wakil walikota. belum dilepas, meski pudar warnanya karena panas matahari dan air hujan. mungkin si pemilik rumah berharap orang-orang yang ada di poster itu sesekali turun dan melihat kondisi yang ada. "kami hanya butuh izin dari orang batam (pejabat) untuk mendapatkan tanah sedikit saja sebagai areal mushola. soalnya tanah-tanah di sini sudah ada yang memiliki, tolonglah," begitu kata seorang muslim setempat, memelas.

No comments:

ya beginilah template pemberian | Elque 2007