Monday, October 13, 2008

merasa bisa, bisa merasa

dua malam lalu, di jalan seberang kawasan industri panbil, mukakuning. jarum jam menunjuk pukul 20.00, masih sore untuk ukuran batam yang kerap disebut kota yang tak pernah tidur. dari arah simpang kabil, dari jauh, sekira 100 meter di depan terlihat lampu sign belakang sebuah sepeda motor berkelap-kelip. mungkin pengendaranya mengambil ancang-ancang untuk masuk ke panbil melawati pintu belakang. jarak semakin dekat, pengendara sepeda motor di depan memperlambat laju kendaraannya.

tiba-tiba dari arah kanan melintas dengan cepat sebuah sepeda motor yang dikendarai seseorang berjaket gelap. nekat. saya yakin dia melihat sepeda motor di depan. yang terpikir dalam pikiran saya, kecelakaan. nyaris, nyaris saja. pengendara sepeda motor yang melaju kencang berusaha membunyikan klakson berulang kali. namun sepeda motor di depannya terlanjur sampai ke tengah jalan. dari jarak tak kurang dari 15 meter saya lihat pengandara sepeda motor yang hendak berbelok kelabakan menghindari motor yang melaju lurus dengan kencang. ah, selamat juga.

sementara pemilik motor yang melaju kencang menepikan sepeda motornya di sisi kiri jalan. pas saat saya melintas pelan, ia turun dan mengacungkan tangan kanannya sambil berteriak: sini kau, sini kau. tentu saja yang dipanggil cuek saja karena merasa sudah menyalakan lampu sign. begitulah kalau orang merasa bisa, merasa bisa ngebut, merasa bisa memukul orang, merasa bisa menguasai jalanan.

tadi siang, di kawasan rujak seraya tiba-tiba seorang pemuda yang memboncengkan pacarnya berniat mengambil batu yang ada di tepi jalan. bukan untuk melempar anjing, tetapi mengincar seorang juru parkir yang barusan menyenggolkan tangannya karena si pemuda tiba-tiba saja pergi tanpa membayar uang parkir. padahal semua tahu, ada tiga tukang parkir menjaga kawasan ini.

mungkin si pemuda merasa bisa mengalahkan si tukang parkir, merasa bisa gengsi karena ada pacar di belakangnya atau merasa bisa yang lain. dalam seminggu ini saya berpikir, alangkah mudahnya menjadi orang yang merasa bisa. tetapi begitu susahnya menjadi manusia yang bisa merasa. bisa merasa belakangan melaju di jalan raya dan memberikan kesempatan yang ada di depan untuk belok, bisa merasa sudah parkir untuk mengantar sang pacar beli rujak dan membayar parkir begitu pergi.

No comments:

ya beginilah template pemberian | Elque 2007