Sunday, October 5, 2008

reog ponorogo dan pemerintah

ini cerita langsung dari mulut pak tohari, lelaki berkumis yang yang tinggal di pancur, tanjungpiayu. orang mengenalnya sebagai tohari kumis. pekerjaannya tak hanya satu, warung makan tenda juga punya. namun yang pasti ia dikenal sebagai salah satu pelestari reog ponorogo di batam. dan ada cerita menarik dari bibirnya.

sebelum reog ponorogo diklaim sebagai kebudayaan tradisional oleh malingsia (baca malaysia), termasuk batiknya yang bikin kita heboh itu, kesenian ini bisa dikatakan hanya ditampilkan saat acara tertentu yang diadakan anggota komunitas. setelah klaim itu, barulah pemerintah, pak tohari menyebut otorita batam dan pemkot batam, lebih peduli dengan reog ponorogo. "sekarang kami sering dipanggil untuk main reog sama pemerintah," kata lelaki yang malam itu saya temui di warung tendanya.

tentu saja perhatian tersebut membuat orang-orang seperti pak tohari tersenyum. selain amplopnya setiap kali tampil, yang lebih penting keberadaan reog ponorogo mulai dikenal luas. bukan hanya oleh warga ponorogo, jawa timur, jawa, tetapi banyak suku yang mendiami batam. hmm, apa sesuatu yang sekarang mulai terlupakan juga harus menunggu klaim dari pihak lain agar mendapatkan perhatian pemerintah ya? entahlah...

No comments:

ya beginilah template pemberian | Elque 2007