Friday, June 22, 2007

ketika pak menteri marah

pak menteri kehutanan baru-baru ini bertandang ke batam. namanya juga pejabat dari jakarta esoknya koran-koran ramai memberitakan kedatangan dia. intinya pak ms kaban marah melihat hutan di batam sudah gundul, kalau tak gundul juga belang-belang.

nggak tahu apakah ide pemilik tempat ini ada hubungannya dengan batam yang semakin panas kala kemarau dan banjir kala hujan, yang jelas mengisyaratkan kondisi batam sesungguhnya. khususnya masalah air dan hutan. pantas saja pak menteri marah (sebelumnya wakil presiden pak kalla juga marah gara-gara lihat hutan batam pas di atas kursi pesawat).

beberapa tahun lalu, cukup sejuk untuk datang ke tanjungpiayu atau tiban dan batuaji. tetapi sekarang, dingin kalau ada angin bertiup kencang yang mengawali mendung datang. ujung sana, ujung sini, kalau belum ada perumahan sudah pasti terpancang umbul-umbul dengan tulisan nama perumahan. atau buka saja koran lokal, lalu cermati iklan-iklan perumahannya. nyaris tak ada hutan lagi.

ada cerita tentang seorang pencinta hutan yang berjuang mendapatkan hak mengelola kawasan hutan. akhirnya memang berhasil, sekarang hutan tersebut dikenal sebagai satu-satunya wahana rekreasi alam (hutan) di batam. betapa susahnya mendapatkan kepercayaan menjaga hutan.

gambar ini aku ambil dari sebuah lorong perkantoran di batam. sadar jika hutan semakin habis, persediaan air akan habis juga, maka (entah siapa yang mengatur tata letak benda tersebut) galon air pun dipasang dekat pepohonan yang sengaja ditaruh sebagai daya tarik penghuninya.

No comments:

ya beginilah template pemberian | Elque 2007