Tuesday, February 12, 2008

satu senja di tepi dam duriangkang

perihnya mata oleh debu kehidupan di batam, emosi tertahan oleh keegoan warga batam, ah... aku ingin melepaskan penat. mengapa harus ikut-ikutan pergi ke bioskop seperti mereka yang melewatkan satu setengah jam dalam gedung tetapi tak tahu jalan cerita film yang ditonton karena terlalu asyik merayu pacar baru? kerutan otak kepalaku memang tak lagi lincah memberikan tanda. toh akhirnya terjawab juga, ya tepi dam duriangkang.

mengapa tempat ini? satu, uang di kantong hanya cukup untuk membahagiakan anakku dengan seporsi penthol (bakso kecil-kecil yang ditusuk pakai batang bambu, jangan tanya rasa dagingnya. yang terasa hanya tepung). dua, kebetulan bensin sepeda motor tinggal seteguk karena jatah beli bahan bakar kemarin kualihfungsikan untuk membeli rokok (istriku selalu tak tahu). tiga, mengenang kebiasaan pemerintah yang kurang peka dengan kebutuhan orang kecil macam aku. dulu, sepanjang dam duriangkang banyak kedai beragam makanan dan minuman. sudahlah, lupakan untuk menyantap aneka kelezatan menu di golden prawn atau sup ikan istimewa, terlalu jauh. mengisis perut dengan bakso di tempat ini rasanya hmmmmm. tetapi itu dulu.

sekarang, pipa air atb yang seolah membatasi air dam dengan jalan raya tertutup timbunan tanah bekas galian selokan tepi jalan. tak ada lagi remaja mukakuning berdatangan, sekadar untuk melihat nelayan-nelayan menjaring ikan atau mancing seharian meski tanpa hasil. tak ada lagi penjual rujak aceh yang mati-matian membuat gerobak dengan kotak buah dipasangi plastik karena tak mampu membeli kaca. wajah penjual bakso masih berkerut lantaran biaya untuk memplaster tanah tepi dam belum kembali, keburu dibongkar satpol pp yang berkendaraan dengan raungan keras. ah, jalanan piayu semakin tak bersahabat.

syukurlah masih ada pintu air. lokasinya agak jauh, satu arah dengan kampung bagan. kalau anda suatu saat ingin pergi mengikuti wisata sederhana bukan orang kaya, pakailah penanda kantor camat sei beduk yang sekarang lagi tahap penyelesaian. karena pembangunan kantor ini dan sebentar lagi kantor polsek sei beduk, betapa banyak orang yang ingin menjual atau menjualkan (anda tahu bedanya, kan) tanah di lokasi ini. tiga tahun lalu satu juta perak sudah dapat satu kavling ukuran 6x10 meter, tetapi saat ini mencapai lima juta perak. begitulah pembangunan. ada yang diuntungkan dan senantiasa ada yang dirugikan.

tuhan maha besar, raja segala raja. penguasa kepak sayap burung yang beterbangan di atas kepalaku duduk di atas pipa atb. sejauh mata memandang, hanya air dan air tawar. konon inilah tambang duit terbesar milik atb. jangan sekali-kali menebang pepohonan di hutan kawasan ini, pasti kena sanksi. kecuali hati-hati, seperti yang dilakukan tetanggaku saat membutuhkan tiang pancang untuk memasang antena. tetapi tetangga kupastikan tak akan keluyuran lagi mencari batang kayu yang lurus karena masuknya teve kabel. dari atas tempatku duduk, di bawah terlihat belasan warga tengah mandi. tempat ini adalah favorit warga sekitar untuk mandi, mencuci, tetapi tidak untuk buang air. maklum airnya selalu mengalir, selalu bersih.

sejuknya alam kurasakan. sangat jelas terasa, mempermainkan anak rambut anakku. sesekali kulirikkan mata ketika perawan-perawan di bawahku meluncur ke tengah dam, memamerkan kulit mulus mereka. ah, dasar lelaki. lalu kualihkan pandangan lurus ke depan. ada pulau kecil menghijau. kabarnya di sana ada warga yang menghuninya, menunggu usaha ikannya. samar-samar dari balik semak-semak yang juga terlihat samar-samar, rumah-rumah warga tampak olehku. kabarnya juga, penghuninya akhir-akhir ini tak nyaman. tak senyaman aku yang menikmati damainya gerakan air. mereka akan segera diperiksa karena dituding mendirikan bangunan di kawasan hutan lindung. kasihan mereka.

suasana bertambah senyap ketika kuputar mp3 dari ponsel bututku. berturut-turut mengalunlah lagu-lagu berikut:

bon jovi - santafe
kiss - beth
pages with kitaro - caravan
rockwell - knife

1 comment:

Firman Rissaldi said...

kalo ada, tambahkan fotonya mas. biar tau sekilas dam duriangkang

ya beginilah template pemberian | Elque 2007