Monday, March 17, 2008

raihlah ilmu di tengah rintangan

belakangan ini batam sering hujan. buruh-buruh pt berjalan kaki kiloan meter agar bisa pulang ke rumah. pemandangan yang biasa, setiap kali hujan deras banjir di mana-mana. sementara yang hendak berangkat kerja, terpaksa absen. kalau memang harus dipotong upah, mau apa lagi? tetapi bukan cuma buruh pt yang sedih.

anak-anak sekolah pun ikut-ikutan menyingkapkan separo roknya melewati halangan. jika di jalan terjebak banjir, berarti tak hanya sekali mereka menghadapi halang rintang. pertama di jalan, kedua di halaman sekolah. lihatlah foto di atas, ini halaman sebuah sekolah negeri di batam, smp negeri 16 batam, tanjungpiayu. tak ubahnya arena motokros, berlumpur. halaman sekolah pun mendadak menjadi tempat parkir kendaraan guru dan siswa. jarak dari jembatan masuk ke kelas sekitar 200 meter harus dilalui dengan berjingkat-jingkat.

pemandangan serupa juga terjadi di smp bhinneka nusantara. kabarnya, pemilik yayasan ini pejabat tinggi di batam. aku bersyukur, masih ada pejabat yang nuraninya tercurah untuk pendidikan. namun, ketika jalan masuk ke sekolah tak ubahnya jalan kerbau, bagaimana anak-anak kita bersemangat. satu-satunya cara adalah menimbun lubang-lubang yang ada dengan potongan genting atau kerikil. sudah beberapa kali warga sekitar melakukannya, namun sekuat apakah upaya apa adanya itu?

pemerintah memang peduli, ada dana bantuan operasional sekolah (bos). lumayan, meringankan beban orangtua siswa. tetapi jalan masuk ke skolah yang mulus apa juga tak dianggap penting? aku berharap semoga tulisanku ini lekas menjadi kenangan, karena ketika kulewati halaman-halaman sekolah tadi siswa dan guru bisa tertawa ceria ketika memasuki gerbang sekolah atau meninggalkan kelas menuju gerbang keluar. selepas itu, jika harus menemukan genangan dan becek jalan raya lagi, anggap saja nasib. begitu?

No comments:

ya beginilah template pemberian | Elque 2007