Wednesday, April 2, 2008

mengenang masa lalu

bukan headline sebuah koran lokal yang menjadi perhatianku pagi ini. aku pilih berita seorang warga yang tiba-tiba kena tonjok oknum aparat sewaktu mengantarkan anaknya berangkat sekolah. menganang masa lalu dengan cara yang salah?

si warga mungkin saja terlalu ke tengah saat membawa mobilnya. tiba-tiba dari belakangnya meluncur sepeda motor yang dikendarai seorang oknum aparat. wus, spion mobil warga terserempet. diumpat, si warga tahu diri. rupanya show must go on. tak berapa jauh, si warga diminta menghentikan mobilnya lalu buk buk buk. pukulan tangan diarahkan ke warga. yang ditulis wartawan, si warga sudah minta maaf.

begitulah batam bung! bagi oknum tentara, mengenang leluhurnya yang berjuang mati-matian di tengah hujan peluru musuh adalah kebanggan. jujur saja, seharusnya bukan hanya oknum tentara yang bangga dengan para pejuang di garda depan tempo doeloe. bahkan kalimat sakral tetap dikenal pelajar saat ini, bangsa yang besar adalah yang mencintai jasa pahlawannya. sungguh, aku pribadi mendukung warisan keberanian dari tentara jaman dulu ke tentara saat ini. tanpa keberanian, mana negeri ini bisa merdeka (sudahkah kita merdeka?). wong dai kondang pada zamkannya, zainuddin m z pernah mengatakan, ahli perang mana yang nggak pusing wong bambu runcing kok bisa menghalau penjajah yang alatnya begitu hebat.

itulah jiwa patriotik warga yang saat itu ditejmani para pejuang nan gagah berani. aku salut lihat tentara masa kini yang juga berani. berani mengobrak-abrik kelompok separatisme, berani mempertaruhkan nyawanya untuk kebenaran, berani ini dan itu untuk sebuah keharuman nama institusi dan pribadinya. tetapi kalau berani saja tanpa harus peduli siapa yang salah dan langsung gebuk, anda tahu jawabannya.

cerita belum usai...

penyesalan memang selalu datang belakangan. mungkin saat melaju di jalanan ada masalah yang tengah dipikirkan si oknum tentara sehingga gara-gara spion saja kepalan tangannya yang bicara. bersama teman-temannya, oknum tentara mengajak berunding warga bernasib naas tadi. intinya damai saja. kalau candil lantang teriak rocker juga manusia, mungkin si warga juga bisa teriak lebih keras, warga biasa juga manusia punya rasa punya hati. si warga menolak, larilah kasus ini ke meja aparat lain yang memiliki wewenang.

aku hanya berdoa, semoga aparat yang tugasnya memang mengurusi masalah-masalah seperti ini, juga masalah nyolong ayam, anak tetangga diajak lari, menyadari sepenuhnya leluhur mereka pasti menangis dalam rumah abadinya ketika menyaksikan generasi-generasinya berperilaku menyimpang. mengenang masa lalu seharusnya membuat kita malu jika harus mengotorinya dengan tindakan salah. lebih bijak mengenang masa lalu untuk bersama-sama memanusiakan manusia, meski dia hanya seorang warga biasa. semoga...

No comments:

ya beginilah template pemberian | Elque 2007