Wednesday, April 2, 2008

tarif listrik dan semangkuk mi

nasib buruh perusahaan di batam kembali dipertaruhkan. pln berencana menaikkan tarif listrik rata-rata 12,5 persen, pengusaha kelabakan. tentu bukan kesedihan karena tak bisa lagi menyantap semangkuk mi ngutang di warung tetangga sambil menikmati acara televisi. listrik naik, pengusaha keberatan, ujungnya untuk ngutang mi saja cuma jadi impian.

bagaimana mau membeli mi kalau jam lembur bakal ditiadakan? begitulah kira-kira kebijakan yang tengah digagas pengusaha kalau tarif listrik naik. kalau kita berpikir kasihan melihat buruh-buruh pt seakan tak punya waktu karena sibuk lembur, pasti berbeda dengan pernyataan buruh sendiri. lembur adalah kehidupan. semakin banyak lemburnya, semakin panjang daftar kebutuhan yang bisa dibeli. maaf, aku tak bisa lagi meneruskan kalimat untuk menggambarkan kesedihan buruh, semoga tanpa penggambaran yang detil anda cukup paham bagaimana nasib buruh.

1 comment:

Deni Manusia Ikan said...

Memang sedih jadi buruh mas. Gaji gak naik, harga2 pd naik. Gaji naik sedikit, harga2 naik tajam. Susah lah. Rajin kerja, masuk siang malam, lembur, bukan karena dedikasi, tetapi tuntutan kebutuhan biar bs bawa uang ke rumah lebih banyak. Nasib, nasib.

ya beginilah template pemberian | Elque 2007