Saturday, March 28, 2009

mbecak ke batam...

hampir 10 tahun tak bertemu, eh tiba-tiba jumpa di facebook. nama kawan saya ini heru kurniawan, seingat saya waktu kuliah hobinya main bola. kebetulan saya tak suka bola, jadi tak tahu apakah permainannya bagus atau tidak he he he. dari hasil searching, awalnya aku temukan parasnya nampang di facebook, saya undang saja sebagai kawan. alhamdulillah, beberapa hari kemudian dia menerima undangan saya (jangan lupa ngundang kalau bikin acara bos, siapa tahu bisa main ke pekalongan).

barusan saya buka facebook, ada beberapa pesan masuk. salah satunya dari heru. pegawai bni di pekalongan ini merasakan nikmatnya bekerja dekat rumah, bisa melihat kondisi orangtua setiap saat. wuih, enaklah. begitu tahu saya sekarang di tanjungpinang dan batam, komentar pertamanya membuat saya tersenyum. begini tulis dia: batam, wah nek numpak becak mungkin sedino lagi tekan ya (batam, wah kalau naik becak mungkin seharian baru sampai ya).

bagi saya itulah jawaban yang menyenangkan. saya tahu, sebagai pegawai bank tentu heru bisa sekadar main-main ke batam. saya hanya mengartikannya begini: buat apa ke batam, apa sih yang bisa dijanjikan batam kalau saya ke sana? coba pertanyaan seperti ini melekat di hati setiap calon pencari kerja yang hendak mencari duit di batam. pasti batam tak seperti ini, banyak pengangguran di mana-mana. pencari kerja berseliweran di mana-mana. kriminalitas di mana-mana. laporan ke polisi karena istri ditendang suaminya, buruh pabrik nyaris diperkosa, pembantu dihajar majikannya, dan lain-lain seakan tak pernah habis.

mendalami kata mbecak heru, mungkin maknanya lebih dari itu. bisa anda bayangkan kalau mbecak kok sampai satu jam. ah, betapa pegalnya tulang pinggul. apalagi becak bukanlah bis patas ac, yang selalu dingin meski melawati pantura saat musim kemarau. naik becak tetap saja panas ketika melewati tanah lapang tanpa pelindung panas. memang ada atapnya, tetap saja panas. belum lagi tempat duduknya yang terasa panas kalau sampai satu jam diduduki. dan.... jangan lupakan penarik becaknya. bisa-bisa kelelahan dan sakit di tengah perjalanan.

betul her, buat apa mbecak ke batam? kecuali di samping penumpang ada sayuran, jamu gendong, buku pijat atau lainnya. maksud saya, meski capek mbecak sampai batam, paling tidak ada harapan bisa bertahan hidup, entah sebagai petani sayuran, tukang urut atau pijat, penjual jamu gendong keliling dan sebagainya. tetapi kalau di samping tempat duduk penumpang ada ijazah dari perguruan tinggi ternama sekali pun, terbungkus sampul mengkilap, lebih baik saya sarankan putar saja becak yang ada tumpangi mumpung belum satu jam dan nyampai di batam.

kenyataan saya lihat sendiri, berapa banyak sarjana pengangguran (atau pengangguran sarjana?) di batam.

No comments:

ya beginilah template pemberian | Elque 2007