Monday, December 24, 2007

percaya dan yakin, itu kunci

aku sudah lama punya penyakit pusing pusing (jika saat habis gajian dan tak banyak utang juga tetap pusing, berarti penyakit, kan?) dan sakit pinggang. semakin dicuekin eh semakin terasa. senut-senut-senut. suatu hari aku bertemu dengan seseorang namanya candra, lalu kenalan. mungkin nasibnya berjodoh, ya berteman. rupanya dia praktisi oxidant drainage therapi atau terapi mengalirkan oksidan.

aku diterapi sekali dan alhamdulillah sembuh. kuncinya, aku percaya candra memang ahlinya dan aku percaya semua penyakit ada obatnya. daripada aku hajar terus pakai obat pabrik (khawatir lho, siapa tahu ada zat kimianya) tak ada salahnya kan aku coba pengaobatan alternatif. alhamdulillah, sekarang jauh lebih nikmat. saat baru gajian tak pusing sama sekali, saat kantong mulai ya pusing juga tetapi dikit (berarti bukan pusing penyakit, kan?).

siapa tahu anda punya penyakit seperti saya atau keluhan lain, bisa coba membuka alamat ini atau ini. jujur saja, sebelum ditangani candra aku juga bolak-balik halaman situs untuk menemukan bagaimana sebenarnya cara pengobatan ini dan seluk-beluknya. semoga bermanfaat!

penasaran? lanjut....

tukang rujak di pintu masjid

hari ini kebetulan libur kerja. dari pagi sudah berencana keliling-keliling kota, selain ingin menikmati panasnya batam dan berdebunya jejalanan (mungkin karena dari dulu batam begitu ya saya nikmati saja), juga lirak-lirik sana-sini, siapa tahu dapat bahan tulisan untuk blog ini.

cape deh! sampai dekat masjid raya batam, ada tukang rujak buah. nasi sudah, kerupuk sudah, diteriaki supir taksi karena motorku hampir nyenggol kendaraannya sudah, yang belum ya beli rujak. seporsi lima ribu perak. murah, banyak, pedas, bumbunya melimpah, enak, nikmat, silakan mampir kalau kebetulan lewat (hayo mas tukang rujak, sudah dipromosikan lho, besok kalau mampir gra.... ah malu). baru separo kunikmati rujakku, lha kok perutku berbisik, mas masuki es teler dong. kebetulan sekali, tukang es duduk dekat tukang rujak. ya sudah, pesan sekalian. lapar? mungkin! lha wong sudah dua jenis menu masuk lha lihat gerobak roti kok ya pingin juga. ah, mumpung ada ah, pikirku. satu potong roti pun masuk juga ke perut.

diam-diam aku pandangi tukang rujak, tukang roti dan tukang es. aku percaya, kalau si tukang rujak mau dia bisa sekalian jualan es atau roti. kalau roti kan tak harus masak sendiri, beli aja dari toko pembuat roti, dijual, ambil untung, beres. ketiganya rukun. dengan saja celoteh tukang rujak ketika tukang es tak mendengar supir bus pt dari seberang jalan memanggilnya sambil mengacungkan tiga jari tangan kanannya dari belakang kemudi. "tuh ada tiga pesanan es, makan tuh koran!" celoteh tukang rujak. buru-buru tukang es meletakkan koran yang dibacanya dan melayani pembeli.

sekitar 10 menit, datang seorang wanita. cantik. rupanya pesan rujak. sebelumnya ia pesan agar tak pakai buah apa, aku kurang dengar. mau nguping dikira sinting. karena banyak pesanan, pas membuatkan pesanan si mbak cantik tadi tukang rujak lupa. semua jenis buah dipotong. ternyata si mbak mengawasi dan langsung menegur si tukang rujak.

"makan itu rujak!" kali ini si tukang es balik menyerang. lalu semuanya tertawa, gembira. coba batam seperti ini semua, kalau bisa bersama-sama mengapa harus mencoba sendiri? sesekali perlu agaknya menyosialisasikan slogan itu. paling tidak untuk jenis usaha dan bidang yang sama. untuk hal lain, misalnya ujian sekolah ya jangan pakai slogan itu. wajib hukumnya melakukannya sendiri meskipun bisa keroyokan menjawab soal.

penasaran? lanjut....

Saturday, December 22, 2007

coba saja pakai komputer

coba saja nulisnya pakai komputer, tentu tinggal tekan tombol backspace atau delete agar menjadi kata yang tetap bermakna. nah, kalau seperti ini akibatnya, gimana? sayang juga, yang nulis malas memperbaikinya. mungkin komputernya lagi rusak*&+?><

penasaran? lanjut....

ingin nongol juga, ya?

sudah biasa di batam gadis-gadis dandan seksi, selain pusarnya tampak (maaf) payudara juga ingin ikut-ikutan nongol. ternyata ada yang tak mau kalah, ingin memamerkan bagian dalamnya.

penasaran? lanjut....

pahlawan di ujung kampung

coba anda lihat dengan cermat, apa ada yang berubah di batam? bukan, bukan jumlah penganggurannya yang semakin hari semakin menggunung. bukan juga aksi demo, itu sih sudah biasa. betul... nama jalan-jalan.

entah sejak kapan dipasang papan nama jalan yang terbuat dari tembaga dicat hijau dengan tulisan nama jalan kuning. aku sendiri baru menyadarinya pagi tadi. yah, paling tidak kalau ada yang nanya kita bisa jawab alamat kita lengkap dengan jalannya. salah satu nama jalan yang aku ingat betul adalah s parman. kalau kita nasionalis, pasti tahu itu nama salah satu pahlawan revolusi. kebetulan nama jalan ini letaknya di ujung kampung, antara mukakuning hingga pancur.

ya baguslah. paling tidak ada beberapa hasil dari pemasangan papan nama jalan tadi. pertama memudahkan pak pos mencari alamat surat, kedua mengingatkan lagi kepada warga batam bahwa mereka mempunyai pahlawan revolusi. tentu saja alasan ini tak bisa disamaratakan untuk nama jalan yang bukan nama pahlawan. nama jalannya sudah bagus, eit tetapi kok jalannya belum bagus juga, ya?

lubang jalan, bukan lubang berjalan. ah coba saja pemasangan papan nama jalan juga sekaligus perbaikan jalan, pasti lebih afdol. begitu?

penasaran? lanjut....

sampah... lagi

batam? ya barang bekasnya, ya pelacurnya yang lari dari kota lain karena tak mampu bersaing. iseng-iseng berhadiahlah, mumpung dekat dengan singapura siapa tahu ada apek tertarik. lumayan.

melengkapi barang bekas tadi, aku sempat tertegun ketika melintasi jalan raya batam. kok masih ada yang iseng melemparkan sampahnya ke tepi jalan. berani taruhan, yang ini pasti bukan iseng-iseng berhadiah seperti yang dilakukan para pelacur batam. mana ada sih yang mau ngasih hadiah pelempar sampah di tepi jalan. memang sih, sampahnya dimasukkan plastik. tetapi sekali sampah tetap sampah, dengan catatan tentu saja masih di tepi jalan. kalau sudah pindah tempat bisa lain cerita, bisa jadi makanan ternak atau didaur ulang.

mungkin juga si pelempar berpikir, masalah sampah kan ada yang menanganinya. sebagai warga yang sudah membayar pajak tentu nggak salah dong merasakan pelayanan dinas terkait. begitukah? entah, yang jelas sangat tak sedap di mata. apalagi sampahnya sudah lama, bukan cuma mata sepet tetapi bulu-bulu hidung harus bekerja keras untuk menyaring udara yang masuk. sekali saja bau dari sampah tadi menerobos, yakinlah pemilik hidung akan menggerutu.

penasaran? lanjut....

Friday, December 21, 2007

jauh sekali

sudah empat minggu ini kuhabiskan bersama teman-teman ke pulau. minggu pertama ke pulau akar, lalu pulau buluh, selanjutnya ke kampung tua bagan, tadi siang barusan kembali dari pulau panjang. semuanya ada di batam.

sungguh, memandang batam adalah harapan dan "iri" bagi warga pulau-pulau tersebut. saat buruh-buruh pt berhamburan menyesaki mal setelah gajian, atau beberapa diantaranya menyelundup ke diskotek dan kencan dengan lelaki bule saat tanggal tua, warga pulau tetap berdiri di pantai. ikan tak lagi semudah dahulu. jaring dan jala terpaksa bertengger di batang pohon, menunggu arus angin tak kuat. anak-anak termangu memandangi ijazah yang hanya menjadi pajangan di dinding karena orangtuanya tak mampu lagi membiayai ke sekolah yang lebih tinggi. bagi orang kota, sekolah tinggi mungkin s1 atau s2. tetapi bagi warga pesisir, sekolah lebih tinggi bisa saja smp atau sma.

warga menyadari, hidup di pesisir tak ada yang bisa dilakukan selain melaut. mereka juga sadar tanpa perahu ikan tak mungkin didapatkan. dan mereka menyadari perahunya sudah mulai keropos. di bagan, kulihat seorang nelayan mengolesi pancungnya dengan cat anti air. kata dia, pekerjaan itu entah sudah berapa puluh kali dilakukannya. di pulau panjang lain lagi, untuk mencapai sekolah murid dari seberang harus melintasi jembatan kayu. tetapi papan yang harus dipijak pada jembatan sebagian sudah hilang. kalau hujan atau air pasang, terpaksa meninggalkan pelajaran hari itu.

rumah-rumah beratap rumbia ramah menyambutku, seremah wajah penghuni kampung. tetapi apakah keramahan saja cukup untuk bersaing memperebutkan hidup dengan warga kota?

penasaran? lanjut....

Monday, December 3, 2007

tuhan menguji dengan air

senin pekan lalu, sudah seminggu tak kusentuh kibor komputer di meja kantorku. ah, jangan-jangan jari-jemariku sudah ogah bersentuhan dengan kotak-kotak kecil berhisakan abjad dan angka serta perintah lain. habis seminggu pas ia lebih sering mencolek-colek sambal dan memencet remot teve. ups, aku harus kerja lagi.

aku adalah orang paling malas mencuci motor. mungkin ini yang membuat tuhan belum ngasih aku beli mobil. lha motor aja jarang dicuci, apalagi mobil he he he. tetapi minggu sore sepeda motor kreditan itu sudah mulus. bayangkan saja, sikat gigi lama istri saja kuangkat ke depan rumah untuk membersihkan sela-sela bagian motor yang susah terjangkau oleh jemari tangan. tak mau kalah, beberapa plototan sampo juga kucampur air. biar kinclong, maunya.

malamnya, aku habiskan waktu dengan rebahan di depan televisi. memang tak terang benar gambarnya. setiap kali ada pesawat haji pulang dan berangkat, gambarnya meliuk-liuk. kebetulan pesawat-pesawat itu terbangnya persis di atas atap rumahku. anakku saja sampai hafal. tetapi mau apa lagi, hanya itu yang paling uenak. pagi datang.

kukenakan seragam kebesaranku. sepatu jelas mengkilap. cuma helm yang tak aku apa-apakan, langsung ambil saja dari tempatnya. mesin kuhidupkan, tangan main gas, dan meluncurlah si topan anak jalanan. dingin. rupanya dini hari hujan, cuman aku saja yang tak dengar karena terlalu nyenyak tidur. roda-roda motorku mengukur jalan. untuk mengurangi dingin, bibirku menyanyikan lagu apa saja. jarak dua kotanya katon bagaskara, percayalahnya whizzkid dan petersonnya grass rock diantara lagu-lagu yang kunyanyikan.

tiba-tiba crot! baju seragamku basah di bagian kanan, juga celana panjang, sepatu dan kaos kaki. ingin rasanya mengumpat. tak jadi. alasannya satu, baru saja berniat untuk mengubah diri menjadi lebih ihlas menjalani kehidupan, lha kok kecipratan air saja harus menyumpah serapah. lha wong cuma air, nggak ada yang terluka. paling hanya terasa agak dingin menusuk kulit. coba kalau yang menimpa tadi buah nangka atau durian, wah ...

lagian pula mobil yang meluncur kencang menyalipku lalu bannya memuncratkan air dari kubangan jalan sudah jauh berjalan. mau ngotot-ngotottan juga nggak kesampaian. lha wong itu mobil keluaran terbaru, sedangkan motor saya sudah hampir lima tahun. pernah kubawa untuk syarat ambil pinjaman saja ditolak.

ah biarlah, nanti juga kering, aku menyamankan hati sendiri. begitu sampai kantor, kupencet lift, naik dan sampailah aku ke kantor. selangkah keluar dari lift aku kembali menyadari ruangan full ac. dingin kulitku, sedingin hatiku. karena airkah?

penasaran? lanjut....

ya beginilah template pemberian | Elque 2007