Monday, March 17, 2008

dilarang korupsi

ImageChef.com - Custom comment codes for MySpace, Hi5, Friendster and more pembangunan gedung anu dikorupsi, beras untuk warga miskin dikorupsi, minyak tanah harus antre berjam-jam karena dikorupsi, tak semua anak sekolah terima bantuan karena dikorupsi, upah buruh pt yang harus mengirimkan sebagian penghasilannya ke kampung pakai wesel karena orangtua tak punya atm dikorupsi, pembangunan jalan dikorupsi sehingga berhiaskan lubang, pengadaan lampu jalan dikorupsi membuat sinarnya redup, semua dikorupsi.

berantas korupsi, gantung koruptor. adili mereka yang menggerogoti duit rakyat. aku termangu menuliskan kalimat-kalimat tadi. seandainya saat ini aku punya kewenangan untuk meminta anak buahku mengalirkan dana bantuan ke rekeningku lalu dia aku ciprati dikit, mampukah aku bertahan untuk tetap jujur. ketika keluarga butuh uang dan kantorku kejatuhan dana bantuan untuk orang miskin, bukankah tak apa-apa aku ambil tanpa izin sedikit saja? toh atasanku juga begitu. apalagi anak buahku, bagi-bagi, aman semua...

korupsi? ya atau tidak? anda melakukannya, anggukkkan kepala. anda mengutuknya, anggukkan kepala. anda pernah melakukannya tetapi sekarang bertobat? silakan mengangguk-angguk membayangkan legitnya duit yang masuk kantong waktu itu, atau anda menggeleng-gelengkan kepala mengingat dosa-dosa anda.

penasaran? lanjut....

raihlah ilmu di tengah rintangan

belakangan ini batam sering hujan. buruh-buruh pt berjalan kaki kiloan meter agar bisa pulang ke rumah. pemandangan yang biasa, setiap kali hujan deras banjir di mana-mana. sementara yang hendak berangkat kerja, terpaksa absen. kalau memang harus dipotong upah, mau apa lagi? tetapi bukan cuma buruh pt yang sedih.

anak-anak sekolah pun ikut-ikutan menyingkapkan separo roknya melewati halangan. jika di jalan terjebak banjir, berarti tak hanya sekali mereka menghadapi halang rintang. pertama di jalan, kedua di halaman sekolah. lihatlah foto di atas, ini halaman sebuah sekolah negeri di batam, smp negeri 16 batam, tanjungpiayu. tak ubahnya arena motokros, berlumpur. halaman sekolah pun mendadak menjadi tempat parkir kendaraan guru dan siswa. jarak dari jembatan masuk ke kelas sekitar 200 meter harus dilalui dengan berjingkat-jingkat.

pemandangan serupa juga terjadi di smp bhinneka nusantara. kabarnya, pemilik yayasan ini pejabat tinggi di batam. aku bersyukur, masih ada pejabat yang nuraninya tercurah untuk pendidikan. namun, ketika jalan masuk ke sekolah tak ubahnya jalan kerbau, bagaimana anak-anak kita bersemangat. satu-satunya cara adalah menimbun lubang-lubang yang ada dengan potongan genting atau kerikil. sudah beberapa kali warga sekitar melakukannya, namun sekuat apakah upaya apa adanya itu?

pemerintah memang peduli, ada dana bantuan operasional sekolah (bos). lumayan, meringankan beban orangtua siswa. tetapi jalan masuk ke skolah yang mulus apa juga tak dianggap penting? aku berharap semoga tulisanku ini lekas menjadi kenangan, karena ketika kulewati halaman-halaman sekolah tadi siswa dan guru bisa tertawa ceria ketika memasuki gerbang sekolah atau meninggalkan kelas menuju gerbang keluar. selepas itu, jika harus menemukan genangan dan becek jalan raya lagi, anggap saja nasib. begitu?

penasaran? lanjut....

bendera dan berenda

musim pemilu sebentar lagi. hari-hari yang kulalui di jalanan batam diwarnai hujan dan bendera parpol. banyak. pasti butuh duit banyak untuk mencetak bendera sebanyak itu. belum lagi uang rokok yang pasang. kecuali simpatisan yang berhati mulia rela mengerjakannya karena ia percaya itu salah satu bentuk loyalitas terhadap parpol yang diikutinya.

dan media rajin menulis pernyataan-pernyataan ketua partai dalam sebuah pertemuan di lapangan maupun di ruangan tertutup. tetapi menurutku tak ada yang menarik dan baru. tak usahlah pejabat elit parpol mampu membuat warga terkesima seperti saat wright bersaudara menemukan pesawat terbang atau marconi menemukan radio. cukup dengan kalimat yang berisi penyejuk dan mengajari wong cilik lebih pandai. bukan pandai berjanji dan berjanji.

seorang pejabat tinggi sebuah parpol selama ini hanya menyampaikan pernyataan yang itu-itu saja. masyarakat boleh mengkritisi ketua partai. ah, ini sudah dari dulu. mau mengkritisi pakai cara apa? nulis surat kaleng, ngirim pakai sms, demo? percayalah kan dianggap angin syurga. atau pernyataan semacam itu dilontarkan karena yakin masyarakat sudah malas mengkritisi pimpinannya karena tahu pasti tak akan dilayani. atau janji jika menang pemilu 2009 mendatang masyarakat akan mendapatkan ini dan itu.

biaya politik memang besar. seandainya aku menjadi kandidat ketua parpol, mungkin akan kukampanyekan pembelian kutang berenda, bukan memperbanyak bendera. biar para gadis dan ibu-ibu rumah tangga selalu mengenangku. setiap kali mereka mau mandi dan melayani suami, pasti tersenyum dengan kutang berenda yang menutupi dadanya dan tentu ingat aku. asal jangan lawan politikku memprovokasi gadis dan ibu-ibu pendukungku untuk melakukan ajakannya, menjadikan kutang berenda sebagai bendera.

penasaran? lanjut....

musyawarah yang timpang

selasa, 11 maret 2008. hari masih pagi di permukiman rumah liar (ruli) gang kalimutu, batuaji. hujan rintik membuat lengang. tak lama terdengar teriakan, kaki-kali berlarian, jeritan ibu-ibu dan suara orang-orang kalap. penggusuran!

kalimat sakti yang dulu terbukti mampu menyelesaikan sebuah masalah "musyawarah untuk mufakat" kini tak ubahnya slogan tanpa mana. setiap kali terjadi penggusuran, menyulut kerusuhan. warga yang rumahnya emoh digusur akan melawan sekuatnya karena memang harta itu yang dimiliki. aku masih ingat, barikade ibu-ibu di bengkong kolam tetap tak mampu membendung alat berat developer.

kurasakan benar arti tempat tinggal bagi warga batuaji itu. pasti bukan pilihan tinggal di ruli dengan fasilitas serba "menyakitkan" jika memang ada uang untuk menyicil perumahan. pemerintah yang tak mampu mengatur kenaikan bahan pokok membuat kenaikan gaji tahunan cukup berarti. sama saja, upah naik atau tidak. dari berita yang kubaca, atusan warga di lokasi penggusuran sebenarnya sadar tanah yang didiami bukan milik nenek moyang mereka. hanya satu tuntutan mereka, kerja keras mengumpulkan hasil keringat berupa paku, seng, triplek bekas, kayu bekas proyek sehingga terkumpul dan membentuk rumah liar dihargai. sebuah tuntutan yang wajar menurutku.

tetapi ketika buldozer developer masuk dan warga mengamuk, memaksa roda alat berat berhenti dan menungganglanggangkan puluhan pria dari pihak developer tentu ada penyebabnya. kata warga yang masuk bersama ala berat bukan perwakilan developer, tetapi preman. negeri preman agaknya tempat yang kita diami ini.

musyawarah memang tak semudah bayangan. semakin banyak peserta musyawarah, semakin banyak yang perlu dibahas. apalagi menyangkut hidup warga rumah liar. kabarnya, pernah dilakukan musyawarah warga dengan developer dan menghasilkan kesepakatan. sayangnya, hasil musyawarah itu ternoda oleh ulah provokator (yang seingatku tak pernah kutahu kata ini sewaktu masih damai tinggal di kampungku).

merasa hasil musyawarah yang dirasa menjunjung tinggi kepribadian warga negeri ini dikhianati, warga menuntut developer datang lagi untuk musyawarah. begitulah, ketika orang-orang kecil ini berhadapan dengan karyawan biasa, meski dari developer, tak ada mufakat. memang susah menjadi pimpinan. jangan hanya siap ketika menghadapi satu dua warga, ratusan warga juga harus dihadapi. warga kesal, marah. mereka satu kata, tiada kesepakatan. aku percaya, masih ada ending yang bakal terjadi.

sementara warga rumah liar bingung membayar listrik, menambal atap rumah dari getah, membiarkan anaknya menangis minta jajan karena uang di kantong memang kosong..... entah apa yang ada di benak pimpinan developer dan karyawan-karyawannya. entah pula yang tangah digagas preman yang katanya suruhan developer. musyawarah lagi? entah...

penasaran? lanjut....

catatan perjalanan

keluar dari persimpangan bidadari, pagi ini, kulihat banyak orang bergerombol. katanya semalam baru ada yang meninggal tabrakan. satu orang meninggal. itu bukan kejadian pertama. menyusuri satu badan jalan untuk jalur dua arah memang butuh kehati-hatian yang lebih. ya tuhan, semoga selamat dalam perjalanan menuju tempat kerja.

roda motor bututku melaju, di bawah perumahan bukit sentosa kembali kubayangkan wajah anakku. semalam ia sakit, panas. setiap saat bangun, mengigau. mulutnya berkali-kali memanggil ibunya. anakku, engkau akan tumbuh semakin besar. ayahmu akan semakin tua. semakin besar dirimu, kehidupanmu akan semakin komplek. tak lagi hanya main game di komputer tua kita atau menganggu ibumu menyiapkan makan malam.

duk! roda depan motorku menjadi mangsa puluhan lubang jalan antara pintu empat dan lima kawasan industri batamindo, mukakuning. maaf anakku, bayangan wajahmua pudar seiring kempesnya ban motor kita. kurogoh saku celanaku, seingatku masih ada 10 ribu rupiah pemberian ibumu. untuk makan siang ayah. alhamdulillah, masih cukup untuk nambal ban dalam. di depan pintu empat, tukang tambal ban menangani ban motorku. baru saja hendak kuteruskan mengingat wajahmu anakku, tukang tambal bilang lubangnya dua. impas. semoga tugas ayah di kantor cepat selesai, bisa makan siang di rumah meski terlambat beberapa jam.

kulanjutkan perjalanan. engkau anakku, kini sudah mulai banyak bertanya. sudah mulai suka mewarnai gambar apa saja. entah sudah berapa buku latihan mewarnai yang engkau habiskan. merah, kuning, hijau dan warna lain kau gosokkan di kertas. ups, sampailah di simpang panbil. menunggu lampu hijau menyala, aku merasa bagai pembalap. berada di baris terdepan. begitu lampu kuning menyala, klakson saling berbunyi di belakangku. begitulah anakku. warga kota ini selalu tak sabar menunggu seper sekian detik hingga lampu kuning berganti hijau. ayahmu pasti jalan begitu lampu hijau, tak usah diingatkan dengan klakson. roda mulai berputar, arah jalan menikung, entah berapa sepeda motor yang menyalip. ah, warga kota ini memang suka tergesa-gesa.

jalan lurus kini terbentang. lagi-lagi engkau anakku. embahmu di jawa berkali-kali telepon, bisa nggak usai sd nanti menuntut ilmu di seberang. lalu kenangan demi kenangan hadir sampai ke pintu masuk kantor.

***

jam lima sore, dari batam center kupacu motorku yang terdengar terengah-engah. entah sudah berapa putaran hari oli belum diganti. perempatan simpang kabil, lampu merah. seperti biasa, menjelang lampu hijau suara klakson bersahutan. langit mendung, sebentar lagi hujan karena gerimis kecil satu satu mengenai kulit telapak tanganku.

lampu hijau. sebuah angkota berjalan pelan di depanku. kukurangi tarikan gas di tangan. angkota rupanya menepi ke kiri untuk mengambil penumpang yang berdiri di tikungan jalan arah mukakuning. tanpa lampu tanda. begitu kubelokkan kemudi, sebuah lubang besar membuat perutku bergetar. ah, lubang di tengah jalan. entah sudah berapa lama ia ada.

aku ingat engkau lagi anakku. sepuluh menit lagi ayah sampai di rumah. kubayangkan kelak kau jadi penyanyi saja, seperti jawabanmu kalau ditanya soal cita-cita. album dengan lagu-lagu bagus kan membuat bangsa yang tengah sakit ini ikut berdendang. rasa gembira sudah mencuri waktu seseorang untuk bertindak positif daripada sedih, marah, dan jengkel. tetapi kalau engkau menjadi pejabat, tolong jangan terlalu lebar membuka lubang mulutmu ketika menebar janji. jangan banyak berjanji, tetapi berbakti untuk negeri. yakinkan di kota yang dianggap bandar dunia madani ini warga bisa melenggang dan membayangkan wajah anaknya di jalanan tanpa harus terganggu lubang jalan.

penasaran? lanjut....

Friday, March 14, 2008

dari ikan ke penguin


begitulah ilalang, anak kami, selalu mengajak guyon. malam ini kami buka blog bersama. ah, ada yang mampir rupanya. penny, begitu sang tamu mengidentitaskan diri. ia menebak, tetapi aku tak mau asal tebak. yang jelas-jelas saja kadang bermasalah, apalagi cuma nebak. klik, alhamdulillah rupanya kawan lama yang masih kuingat betul. makasih buk, semoga sehat-sehat sama bersama keluarga.

ilalang lagi, menunjuk-nunjuk animasi ikan di blog yang masih terbuka. rupanya ikan-ikan berwarna-warni menarik perhatian bocah yang suka mencoret dinding ini. ia mencoba menggerakkan mouse, ups rombongan ikan mengikuti kursor mouse. tampak sekali anakku menikmati apa yang dilihatnya.

tetapi ibunya mengingatkan, besok harus sekolah. rupanya istriku hafal benar, kalau aku bangun malas-malasan karena masih disergap kantuk, ilalang biasanya menjadi korban. pertanyaanku selalu sama, "bagaimana kalau hari ini tak masuk sekolah saja?" dan selalu saja ilalang menjawab, "mas lalang bisa main di rumah ya, yah?" jawaban bocah 4,5 tahun. tinggal ibunya yang mengernyitkan dahi dan malas berdebat.

anakku sudah tidur. perlahan kubuka blog lagi. ikan-ikan di blog penny menggoda hatiku. kupilih penguin untuk blog ini. jujur saja, seperti halaman buku anak-anak. tak serius, kekanak-kanakan. tetapi aku suka. bayangkan, penguin-penguin rapi berjalan mengikuti kursor mouse kemana digerakkan. meski bersinggungan, tak ada yang marah. apalagi meludah dan menarik kerah atau memukul kepala hingga berdarah-darah.

ah, aku hanya berandai-andai. andaikata di kota yang semakin panas ini bisa berjalan bersama, bergandengan tangan menuju sebuah piramida persaudaraan. tetapi mana mungkin bisa. setiap hari ada saja spanduk deklarasi paguyuban daerah a, ikatan keluarga b, persaudaraan daerah c. selalu bangga mengkotak-kotakkan diri. kebanggan terhadap daerah asalnya yang kadang berlebihan, melihat yang lain hanya pelengkap. dia yang terhebat, yang paling kuat, yang bermassa banyak, yang ter dan ter.

lima batang rokok menyisakan puntung di asbak. artinya saya memang suka dengan penguin-penguin ini. hingga kumasuki kamar tidur, kulihat ilalang terlelap mendekap guling keseyangannya. selamat bobo penguin kecilku. engkaulah anak penguin itu, aku penguin yang lebih besar. semoga dapat menjadi panutan bagimu, paling tidak langkah kita selalu sejalan. ya, kita saja dahulu, termasuk ibumu. karena aku tahu betapa tidak siapnya warga kota ini menjadi penguin-penguin lucu itu.

buk penny, makasih ya ikannya. selamat malam.

penasaran? lanjut....

Friday, March 7, 2008

sebuah kampung bernama bidaayu

pernahkan anda membayangkan, hanya dengan duit Rp6 jutaan sudah dapat rumah? sungguh, dengan uang sejumlah itu anda sudah bisa memiliki rumah di bidaayu, tanjungpiayu. bolehkah kalau aku katakan inilah rumah paling murah se-endonesa? (karena begitu susah menyebut indonesia).

tahun 2000 ketika aku datang ke batam, bidaayu belum begitu ramai. orang lebih suka menyebut tempat jin buang anak. tetapi itu dulu, sekarang bidaayu menjelma menjadi sebuah perkampungan komplit. semuanya ada. dari klepon hingga rental komputer, dari sate kambing hingga dealer sepeda motor. jangan tanyakan harganya sekarang, untuk rumah yang belum direnovasi harganya bisa rp25 jutaan.

kabar yang tak kabur, dari ribuan rumah di bidaayu mungkin sebagian besar belum melunasi kewajibannya membayar cicilan. alasannya, sudah ada yang lunas tetapi belum juga keluar surat pl (pecah lahan) dari otorita batam. apalagi sertifikat. kenyataan ini membuat warga yang belum melunasi jadi ogah-ogahan. sejarahnya, bidaayu adalah perumahan murah yang disediakan bagi warga gusuran. yang rulinya digusur dapat rumah, yang dulu sewa di ruli bisa menyewa rumah sewa murah di bidaayu yang letaknya berada di depan. bedanya, rumah sewa murah sudah jadi rumah, sedangkan rumah murah berupa sekat kanan kiri tanpa dinding depan dan belakang. atapnya memanjang, berapa puluh rumah jadi satu. mirip kereta kalau dilihat dari atas pesawat.

entah mengapa, otorita batam akhirnya meluluskan permintaan penghuni rumah sewa murah agar rumah yang mereka tempati bisa menjadi hak milik. warga yang menempati rumah murah di bagian belakang tentu protes. mendingan dulu memilih di rumah sewa murah yang letaknya di depan dan sudah siap ditempati. meski cicilannya agak mahalan dikit, tetapi tak jadi soal.

hingga kini, aku melihat bidaayu menjelma dan bergerak begitu cepat. orang-orang kaya pun bisa memiliki rumah di tempat ini. tentu saja renovasi rumahnya begitu kentara, begitu berbeda. toh biarlah saja, itu urusan mereka. seandainya, seandainya waktu itu aku juga mengambil satu atau dua rumah, pasti sekarang...... soalnya, begitu banyak penghuni rumah di sini merupakan pihak kedua. betapa menyenangkan, tak bayar cicilan bisa punya rumah. kalau nanti ditagih lagi, ya tinggal aku jawab, "bisa gak nanti mengelurkan pl-nya?" kalau tetap dipaksa membayar, aku jawab lagi, "yang lainnya saja pada belum bayar." kalau dipaksa, ya tinggal kirim sms ke tetangga, isinya, "ayo kita bergerak melawan, mana berani pemerintah menghadapi kita dengan jumlah begitu banyak?".

ah, ketika jalan-jalan di bidaayu aku masih bingung memikirkan uang cicilan perumahan tipe sangat sederhana. masih sembilan tahun lagi. saat yang sama, seorang warga di bidaayu tersenyum sambil mengisap sebatang rokok. hm, nikmat betul hidup di batam.

penasaran? lanjut....

Wednesday, March 5, 2008

ampuni saya tuhan

komputer butut itu masih teronggok di sudut kamar tengah rumahku yang sempit. dibandingkan aku, istri dan anakku lebih sering menggunakannya. anakku bahkan mahir menggunakan painter yang sudah aku crack, sedangkan istriku kadang sampai malam membuat laporan pekerjaannya sebagai guru. entah apa saja yang dibuatnya laporan. apa guru di amerika juga senjlimet itu, ya?

selain anak dan istri, benda yang aku beli dua kali bayar itu juga kerap membantu seorang takmir masjid membuat laporan. kebetulan di masjid tempatnya mengabdi memiliki madrasah diniyah awaliyah dan taman pendidikan alquran. aku yang jarang ke masjid, paling tidak berpikir ah membantu orang lain kan baik. apalagi ada urusannya dengan umat. belum sampai ke pahala. hanya sekadar mencoba jadi orang baik. hampir sepuluh nama aku ketikkan, berdasarkan catatan dari sang takmir masjid. semuanya tertulis sebagai pengajar di lembaga pendidikan tadi.

kata sang takmir, yang aku buat itu untuk laporan pengambilan insentif di departemen agama. insentif setengah tahunan itu nilainya lumayan juga buat membantu guru-guru yang memang kadang bekerja dengan nurani dan keihlasan yang abadi.

waktu berlalu, hingga suatu malam aku mendengar rumahku diketok orang.

malam yang membuatku tersadar, betapa hidup begitu mudah tergelincir ke dalam selokan duniawi. alhamdulillah, berkas hasil ketikan tanganku diterima di depag dan alhamdulillah lagi, semuanya cair. semoga pengajar di tpa dan mda tadi lebih bersemangat. jujur, begitu doa saya. ketika sang tamu meneruskan kabarnya, aku terdiam. kata dia, kenapa saya mau mengetikkan data guru sebanyak itu jika yang benar-benar mengajar hanya dua orang? sebuah pertanyaan yang tak mampu aku jawab. kalau aku jawab tak tahu, nanti sang tamu mengejarku dengan pertanyaan, "anda kan tinggal di kampung ini, masa tak tahu jumlah guru tpa kita?".

begitulah kenyataannya. semakin hari semakin gencar terdengar, rupanya memang seperti itulah cara kerja pengurus tpa atau mda setiap kali insentif mau cair. gurunya empat ditulis enam, gurunya dua ditulis sembilan dan sebagainya. ada warga yang bertanya soal itu, jawabannya beragam. di kampung a kelebihan insentif untuk membeli perlengkapan tpa, alhamdulillah masih baik meski caranya jelas tak betul. di kampung b langsung dibagikan kepada guru-guru baru yang sebelumnya tak pernah berpikir akan mendapatkan insentif dan juga tak tahu nama mereka dimasukkan dalam pengajuan penerimaan insentif. tetapi ada juga yang tak tahu kemana larinya sisa uang insentif tadi.

tuhanku, raja segala raja. ampuni aku. sungguh, aku hanya ingin mencoba menjadi orang baik. kalau diminta memalsukan ktp saya jelas menolak, masa aku juga harus bilang tidak ketika ada yang minta dibuatkan daftar nama guru calon penerima insentif? kalau memang Engkau vonis aku bersalah, vonis juga orang-orang yang terlibat dalam persekongkolan kasus ini. dan kalau boleh, izinkan aku minta maaf kepada-Mu sekarang juga. saat ini juga, terserah yang lainnya.

kulirik komputer tuaku. monitornya mulai berdebu.

penasaran? lanjut....

ya beginilah template pemberian | Elque 2007